REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka perceraian pasangan di Indonesia  terus meningkat drastis. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah  Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan  perceraian hingga 70 persen.
Dirjen Badilag MA, Wahyu Widiana, mengatakan tingkat perceraian sejak  2005 terus meningkat di atas 10 persen setiap tahunnya. Data jumlah  perceraian tahun 2011 belum bisa dipastikan sebab masih menunggu proses  rekapitulasi dari 33 pengadilan tinggi agama se-Indonesia. Meski begitu,  pihaknya tidak menyangkal terjadi kenaikan perceraian di atas 10 persen  dibanding angka tahun 2010.
“Perceraian naiknya terus-terusan, begitu juga pada 2011,” ujar Wahyu kepada Republika, Selasa (24/1).
Pada  tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Penyebab  pisahnya pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak akibat faktor  ketidakharmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada tanggungjawab  78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara.
Sedangkan tahun sebelumnya, tingkat perceraian nasional masih di  angka 216.286 perkara. Angka faktor penyebabnya terdiri atas  ketidakharmonisan 72.274 perkara, tidak ada tanggungjawab 61.128  perkara, dan faktor ekonomi 43.309 perkara.
0 comments:
Post a Comment