Monday, October 31, 2011

Kiat Membeli Oleh-oleh yang Ringkas

Oleh Trinity

Sebenarnya saya sama sekali tidak suka dengan urusan oleh-oleh. Selain nambah-nambahin anggaran, juga merepotkan dalam mencari dan membawanya – apalagi saya bukan orang yang suka belanja.


Suvenir berupa kerajinan boneka dari India. Foto: Thinkstock

Namun apa daya, sebagai orang Indonesia di mana oleh-oleh adalah wajib hukumnya, setidaknya saya harus membawakan untuk keluarga, sahabat, dan teman kantor. Berikut kiat saya untuk membeli oleh-oleh seringkas mungkin supaya tidak merepotkan kita sendiri:

1. Ringan dan mudah dibawa


Aturan pertama untuk oleh-oleh adalah cari yang paling ringan dan mudah dibawa, tetapi sesuai dengan karakter penerima oleh-oleh. Semakin kenal Anda dengan orang yang akan diberi oleh-oleh, akan makin mudah mencarinya.

Jika kakak Anda sangat menyukai hal-hal yang berbau etnis, maka carilah benda yang kecil, ringan, dan mudah dibawa, seperti gelang, kalung atau pajangan dari kayu atau bambu, tapi bukan arca batu. Kalaupun ingin memberi benda besar dan berat, sisihkan dana untuk biaya pengiriman dan aturlah pengiriman oleh-oleh tersebut daripada Anda repot membawanya sendiri.

2. Paket hemat


Biasanya toko suvenir juga menjual barang-barang dalam bentuk paket selain satuan. Printilan seperti gantungan kunci dan bolpen tersedia dalam satu paket berisi beberapa buah dengan harga yang lebih murah daripada satuan.

Oleh-oleh semacam ini cocok untuk teman-teman kantor atau kampus. Di samping menghemat budget, nggak akan ada saling iri karena oleh-oleh yang berbeda. Anda pun tak perlu pusing memikirkan berbagai jenis oleh-oleh yang harus dibeli.

3. Makanan dan minuman


Pilihan lain untuk oleh-oleh adalah makanan atau minuman khas setempat. Namun oleh-oleh jenis ini banyak kendalanya: lumayan berat, tidak awet (bila makanan basah), dan cukup repot membawanya.

Kelebihannya, oleh-oleh jenis ini mudah didapat dan tidak perlu memikirkan soal kecocokan karena bisa untuk siapa saja. Dari segi budget pun bisa cukup hemat karena Anda tidak perlu membeli sesuai jumlah orang yang akan diberi. Di kantor, satu loyang kue atau seplastik besar keripik bisa untuk satu departemen.

4. T-shirt


Mengapa di mana-mana dijual t-shirt bertuliskan nama lokasi tujuan? Ya karena T-shirt adalah benda paling awam yang dipakai semua orang dan umumnya orang ingin punya kenang-kenangan yang bisa dipakai.

Selain mudah dikemas di dalam tas karena tinggal dilipat di antara barang-barang lainnya, juga tersedia dalam banyak pilihan desain, warna dan harga. Namun T-shirt bisa jadi tidak praktis dan berharga mahal kalau semua rekan kantor Anda belikan, apalagi bila Anda membeli kaus di AS atau Eropa. Maka pikirkan benar-benar siapa yang akan Anda beri kaus supaya tidak kebanyakan dan kemahalan.

5. Beli di mana


Membeli oleh-oleh di bandara pasti harganya melonjak tinggi. Umumnya orang beli di toko suvenir yang berlokasi dekat pusat turis, tapi biasanya harga barang-barang di sini agak mahal. Jika Anda memang berniat belanja banyak dan punya cukup waktu, carilah pasar atau pertokoan tempat warga lokal biasa berbelanja.

Biasanya harga di tempat-tempat seperti ini lebih murah daripada toko di area pusat turis. Pilihan lain adalah supermarket atau toko yang menyediakan beragam jenis oleh-oleh. Memang lebih mahal daripada pasar, tetapi lebih murah daripada toko suvenir.

6. Ukur kemampuan diri


Jangan memaksakan diri dalam membeli oleh-oleh. Kalau memang tidak ada budget, tak perlu pusing beli oleh-oleh, kecuali Anda diberi uang tunai oleh si penitip untuk beli sesuatu. Memang oleh-oleh hampir seperti keharusan di Indonesia tapi bukan berarti tidak bisa diabaikan. Hukuman sosial terberat dari tidak membawa oleh-oleh adalah dicap pelit. Cuekin aja, gitu aja kok repot.


(Sumber  diambil dari : http://id.travel.yahoo.com).

0 comments:

Post a Comment